Menikah ^^
Hm,
judul dan tema dari tulisanku kali ini emang berat, cukup tak ringan untuk
dibicarakan, mungkin untuk perempuan seusiaku (yg baru mau 20 tahun agustus
nanti) :D
Tapi
ngga juga kalau dilihat bahwa faktanya teman dekatku di bangku kuliah menikah
di usia 19 tahun (going 20, 3 month after marriage), hehe. .
Menikah,
kata yg identik sama nikah adalah jodoh. Bahwa orang yg kita nikahi adalah
jodoh kita. Well, I'm still miss with the concept of Jodoh.
Masih
bingung, apakah jodoh itu orang yg kita cari lalu temukan kemudian menikah?
Atau orang yg tiba" bertemu kemudian menikah? Atau orang yg tiba"
datang padamu dan kemudian mengajakmu lalu menikah? Wallahualam.
Aku
rasa setiap orang akan mendapatkan satu jawaban dari pertanyaan itu sesuai
kehendak tuhan. Karena pada dasarnya kita tetap mencari jodoh, dilandasi dengan
do'a, dan terus memperbaiki diri untuk mendapatkan yg terbaik.
Menikah.
Identik dengan usia dewasa / usia matang / usia produktif. Rasanya aneh ketika
melihat pernikahan yg dilaksanakan terlalu dini, dan setiap orang kini akan
menduga pernikahan itu terjadi karena sesuatu. Iya lah, karena cinta. Lantas
apalagi? :D
Menikah,
adalah sebuah acara ritual keagamaan paling sakral didunia (oke ritual lebay,
but ya it could be describe with that word I guess, hehe). Dimana menikah
menjadi momen paling membahagiakan, tak hanya untuk mereka yg mengikrarkan
janji tapi juga untuk semua yg mereka sayangi.
Menikah
untukku?
Aku
belum siap untuk menikah di saat kuliah, aku belum siap karena aku takut,
ketika sudah menikah nanti maka pikiran dan tenaga ku terbagi pada suami dan
kuliah. Bisa kah aku dengn keadaan begini menjalaninya? jika bagi diriku sendiri saja aku belum bisa membagi waktu dan perhatian dengan benar. .
Hal
ini yg kemudian membuatku ragu, aku takut untuk melangkah bersama seseorang
saat ini. Apalagi nyatanya yang datang itu bukan seorang laki" dgn usia
yg sama denganku. Mereka pastinya akan memikirkan soal pernikahan lebih cepat
daripada orang seusiaku. Haha
Tapi
bodohnya aku, aku lupa kalau proses menikah bukan seperti itu. Menikah bukan
hanya tentang kecukupan dan kesiapan seseorang tapi juga keyakinan bahwa orang
yg kita pilih adalah yg terbaik.
Lupa,
mungkin saja dia akan memberi kesempatan padaku untuk meraih semua cita -
citaku.
Lupa,
kalau hubungan harus dijalani dulu baru kemudian menikah.
Semua
itu karena aku tak berfikir panjang dan terlalu cepat mengambil keputusan
tidak.
Berbicara
menikah, aku ingat gurauan candaan dari keluargaku. Sebagai anak perempuan
terbesar mungkin tak ada salahnya aku mendahului kakakku untuk menikah. Itu
juga yg dikatakannya padaku. "Kakak masih mau membuat pondasi kukuh untuk
keluarga kecil kakak"
Aku
selalu tertawa tiap kali mereka meledekku soal aku yg sampe skrg belum punya
pasangan. Tp jawaban ku akan selalu sama "aku udah ga mau pacaran lama
lama. Aku mau ketemu sama seseorang yg datang serius dan kami menikah
kemudian"
Seolah
jawabanku terwujud, beberapa datang dan menawarkan hatinya. Namun seperti
kataku tadi hingga aku akhirnya melepas ucapanku sendiri.
Berbicara
soal menikah dan usia, itu buatku semakin takut menghadapi angka 2, ya 20 tahun.
Aku takuut sekali saat ini. Bisakah aku menjadi dewasa seutuhnya saat aku sudah
berusia 20? Atau aku masih dengan kepribadian ku saat ini? Bismillahh. do'akan akuu :)
jadi inget kata - kata Mario Teguh Golden Ways :
" Tugas
seorang suami adalah membangun dinding untuk melindungi keluarganya, atap
diatasnya, dan makanan di meja. Alangkah
indahnya jika sepasang suami istri sama sama memiliki pandangan ke arah masa
depan"
Harus bisa cari seorang pria seperti itu. agar aku merasa aman dan nyaman menjalankan ibadah berrumah tangga. (asiik, haha)
Balik ke diriku sendiri, aku mungkin masih dalam jiwa muda yang bergelora. yang masih punya banyak mimpi, dan salah satu mimpi terbesarku saat ini adalah aku bisa lulus S1 lalu meneruskan Profesi Apoteker dan S2 di bidang yang terkait dengan farmasi. jika ku hitung, mungkin usia ku akan mencukupi hingga 23 tahun, ya lebih mungkin 24 tahun.
Awalnya ibu sempet nggak setuju, selama ini memang ibu yang selalu mendukung aku untuk segera memiliki pasangan, "biar ada yang jaga." kadang bilang kaya gini "Ibu pengen cepet nikahin teteh" . (haha)
lucu ya? berarti orangtua ku sudah bisa mempercayai ku, alhamdulillah selama ini setelah aku sudah kuliah aku mulai dipercaya orang tua ku karena mereka mengganggapku sudah dewasa, dalam berfikir, tapi belum dalam bersikap.
kenapa? mereka masih kecewa dengan sikap dingin ku terhadap orang yang datang padaku dengan hati yang terbuka dan siap menerima ku apa adanya. BODOH ya? memang...
tapi aku terus menjadikan itu pelajaran, untuk terus belajar menjadi pribadi yang lebih terbuka. banyak menerima saran dan kritik sebagai pembangun, dan mencoba melihat sebuah masalah dari banyak sisi.
Terimakasih ayah, bunda. setidaknya aku tahu kalian percaya aku sudah menjadi dewasa, meski mungkin tak mudah bagi ibu juga ayah melepasku dari genggaman tangan kalian. aku berharap aku terus berubah dan menjadi anak yang ayah dan ibu inginkan. Maaf, aku belum bisa menjadi yang kalian inginkaan. . :)
bismillah, semoga aku bisa menjadi lebih baik
karena wanita yang baik akan mendapatkan laki - laki yang baik